Han Daishi Is VIP

love you bigbang

Rabu, 17 Maret 2010

miyanokouji mizuho:
Miya fic b'day changmin bikin banyak nih... yang atu ada yang twishot mau tak post duluan disini....
Ini fic, aku lagi nyobain bikin fic yang keluar jalur dari fic aku biasanya sih....
Baca dulu deh yaa.....Mian kalo JELEK ..huhuhuhuhu

Jejejejejeng....

LIFE
[/b]

by : miyanokouji mizuho[/b]

“ Hoahm…”

Changmin terbangun dengan malas . Baju putihnya melorot sampai pundak . Ia mengusap-usap matanya yang sedikit perih karena terkena cahaya matahari yang menyeruak melalui pintu tendanya yang sedikit terbuka .

Tunggu

Tenda ?

Dimana ini ?!!

Changmin segera bangkit berdiri . Terburu-buru sampai ia nyaris terjerembab karena kakinya tersangkut selimut –kain, lebih tepatnya- putih yang ada di dekat kasurnya yang tipis menyentuh tanah .

Belum cukup kaget, Changmin terbangun dengan pemandangan yang-sangat-sangat- tidak-masuk-akal . Berpuluh-puluh tenda warna putih menghampar dihadapannya . beberapa pakaian dengan lapisan besi digantungkan di tiang-tiang dari kayu . beberapa debu sisa api unggun terlihat dimana-mana . Beberapa lelaki dan sangat sedikit wanita terlihat di beberapa tempat . Tempat macam apa ini ? Dimana Junsu-hyung, Jaejoong-hyung, Yunho-hyung, atau Yoochun-hyung ? Tidak mungkin ini sedang dalam pemotretan atau shooting film, kan ?

“ Ah…kau…., ng….siapa namamu ? “, tanya seorang wanita yang sedang menjemur pakaian di dekat Changmin .

“ Changmin . Shim Changmin “

“ Ah, cepat ambilkan air di sana ! “, perintah wanita itu . Menunjuk ke sebuah sumur kecil . Changmin hanya diam . Bengong .

“ Cepat ambilkan ! “

“ Eh, iya….”, Changmin segera mengambil sebuah ember warna biru di dekatnya, berlari menuju sumur yang ditunjuk wanita tadi . Siapa memangnya wanita tadi ? Bukan sombong, tapi seorang Shim Changmin belum pernah disuruh-suruh seorang wanita yang belum dikenalnya sama sekali sebelumnya . Ada apa sih di tempat ini ? Siapa orang-orang yang ada di sini ?

“ Ini “, kata Changmin setelah memberikan ember berisi air tersebut ke wanita tadi . Wanita tersebut mengangkat sebelah alisnya heran .

“ Bawahan yang kurang sopan . Lain kali perbaiki lagi sifatmu ! “, kata wanita itu, sambil mengambil air di ember tersebut . Berjalan membelakangi Changmin . Mulut Changmin membuka saking herannya .

Hah ? Bawahan ?

________________________________________________________________________

“ Berkumpul !! “, teriak seorang lelaki berotot, sangar, dengan suara yang berat . Para lelaki yang ada di tempat itu berkumpul . Changmin hanya terdiam, terheran . Berdiri menatap barisan-barisan lelaki yang berjajar . Mungkin seperti inilah wamil . Sayang tidak ada Kangta-hyung disini .

“ Hei . Ayo cepat ! Nanti kita terlambat ! “, kata seorang lelaki dengan perawakan manis . Berkulit putih, dan lebih pendek dari Changmin . Menarik lengan Changmin, yang mengikutinya dengan sedikit tergopoh-gopoh .

“ Pemberontakan di kepulauan Ganhwa, di Incheon, dan di beberapa tempat di Seoul sudah tidak bisa didiamkan lebih lama lagi . Pendukung Ratu dan Raja kini sudah semakin sedikit . Bagaimana ini ? Apalagi isu kalau mereka akan menyerang keluarga kerajaan di Jeongju . Apa yang akan kau lakukan ? “, kata suara lelaki tinggi berambut hitam pekat pada seorang lelaki lain yang memiliki codet besar di wajahnya . Lelaki bercodet itu terdiam . Mengeluarkan keringat dingin . Changmin yang sejak tadi memperhatikan mereka terlihat semakin heran . Sebnarnya apa yang terjadi di sini ?

Seorang wanita berambut hitam panjang merangsek maju . Ia berkata sesuatu pada kedua lelaki lain yang tampak sedang berdiskusi . kedua laki-laki itu mengangguk .

Wanita itu berjalan maju ke depan barisan pemuda dimana Changmin juga ikut berbaris .

“ Seperti yang aku takutkan, pasukan 12 gagal meredam pemberontakan di Incheon . Dan kalian, pasukan terakhir, pasukan 13, harus maju untuk pertempuran yang sepertinya akan terjadi di Jeongju . Siap ? Kalian akan mendapatkan pelatihan ekstra untuk ini . Mulai besok . Hanya untuk yang berani mati demi negara, silakan mendaftar dan bersiap . Bagi yang tidak siap, tempat kalian bukan disini, tapi meringkuk di atas kasur kalian sampai mati mongering di musim salju . MENGERTI ?! “, teriak wanita itu . Keras . Lantang .

“ MENGERTI !! “, balas para lelaki yang sedang berbaris ini .

Hee ??

Jangan-jangan ini……perang ??

________________________________________________________________________

Changmin adalah orang yang sangat cepat tidur . Cepat malas . Cepat lelah . Makanya, dia paling tidak suka pelajaran Sejarah . Untuk apa dipelajari kalau sudah lewat zamannya ? Toh Korea sudah merdeka . Kalau ingin membalas jasa para pahlawan, ya majukan saja Korea yang sekarang ini . Tidak perlu mempelajari masa lalu lagi . Kalau ingin mengenang, ya berdoa saja . Mudah, kan ? Apa gunanya Sejarah ?

Tapi ternyata ia salah

Karena ia sekarang sedang berada dalam Sejarah itu sendiri .

“ Ah,….kau..siapa namamu ? “, tanya lelaki berperawakan mungil yang tadi menarik lengan Changmin .

“ Changmin “

“ Ah, Changmin-ssi . Kenalkan namaku Park Joong Soo“

“ Ah, aku Shim Changmin “

“ Tidak apa-apa . Toh aku juga akan memanggilmu Changmin . Boleh kan ? “, kata Joong Soo sambil tersenyum . Saat tersenyum wajahnya mirip seseorang . Changmin pun menunduk .

“ Sebenarnya sekarang sedang ada apa sih ? “, tanya Changmin . mata Joong Soo membulat . Kaget .

“ Eh ? Sekarang ini kan memang zaman perang, kawan . Dan kita sebagai pasukan yang paling baru dibentuk, pasukan 13, harus menangani kerusuhan yang terjadi di Jeongju, tempat pelarian Raja dan Ratu . Waktu tidur kamu terbentur ya ? “

Changmin hanya mengangguk-angguk pasrah .

Tiba-tiba langkah Joong Soo terhenti . Ia menundukkan kepalanya dalam-dalam . Changmin mengikuti gerakannya dengan sedikit ragu-ragu . Tidak lama, terdengar suara seorang wanita . Agak berat, namun terdengar merdu .

“ Bangun “

Changmin mendongakan kepalanya . Dihadapannya, berdiri wanita berambut hitam panjang sepinggang . Ia memegang sebuah panahan dan beberapa anak panah berbulu merah tua . Wajahnya dapat dikenali otak Changmin . Ini wanita yang menyuruhnya mengambil air tadi pagi .

“ Kalian akan terlambat pergi latihan kalau mengobrol lambat-lambat begitu . Cepat siap-siap “, lanjut wanita tersebut . Joong Soo tidak lagi membungkuk, tapi wajahnya tetap sedikit tertunduk .

“ Kau “, tunjuk wanita itu ke Joong Soo . “ Kau jangan terus menunduk seperti itu . Kau ini lelaki atau perempuan ? Besarkan nyalimu sedikit ! “ . Joong Soo hanya mengangguk . Wanita mengalihkan pandangannya ke arah Changmin . “ Dan kau, wajahmu itu kurang tegas . Kau ini lelaki atau anak-anak ?! Tubuhmu boleh tinggi, tapi besarkan nyalimu sedikit ! “, lalu wanita itu pergi melewati mereka berdua .

Changmin menatap Joong Soo yang akhirnya mendongakan kepala .

“ Siapa yang tadi itu ? “, tanya Changmin .

Joong Soo menatapnya, seakan Changmin menanyakan berapa hasil dari 1+1 . “ Siapa ? Maksudmu, Komandan divisi 10 angkatan bersenjata Kerajaan Dinasti Joseon, Ryu Minhyeon ? Kau ini benar-benar terbentur ya ? “

“ Eh ? Wanita ? “

Joong Soo menatap Changmin dengan tatapan seakan Changmin tidak tahu kalau nasi itu bahan makanan . “ Tentu saja ! Dan dia adalah wanita yang paling mengagumkan kedua setelah Myeongseong Hwanghu ( Ratu Myeongseong *red ) . Dia adalah lulusan nomer satu dari semua anggota kemiliteran yang dikirim ke Qing untuk belajar . Dan kemampuan bertarungnya sudah tidak perlu diragukan lagi ! Dia benar-benar mengagumkan “

Changmin melongo . Ia nyaris saja menanyakan siapa itu Ratu Myeongseong kalau saja ia tidak teringat pelajaran waktu SMPnya .

“ Ayo kalian berdua yang disana ! Pelatihan akan segera dimulai ! “, kata seorang pria yang tidak terlalu tinggi, tapi berotot . Rambutnya sedikit botak di bagian kening .

“ Ayo cepat ! “, ajak Joong Soo . Belari mendahului Changmin .

“ Hei ! Pelan-pelan ! “

________________________________________________________________________

“ Dasar dari semua pelatihan adalah pelatihan otot . Beberapa rekan kalian menunggu di pinggir danau . Bawa ember berisi air ini di pundak kalian . Kalian terlambat, maka aka nada hukuman lain buat kalian ! Semuanya !! “

Changmin melongo . Danau itu dari sini hanya terlihat seperti garis kebiruan dari tempat Changmin berada .

“ Berapa itu jaraknya ? Satu mil ? “, kata Changmin frustasi . Lelaki berkulit hitam di sebelahnya tertawa .

“ Satu mil ? Kau bercanda ? Itu nyaris 2,5 mil ! Latihan anak muda ! “, katanya, lalu menaikan ember-ember air yang disatukan dengan bambu dipundaknya . Changmin mengikutinya . Menaikan ember-ember berat penuh air itu ke pundak . Dan ia nyaris berteriak karena ia nyaris kehilangan keseimbangan, saking beratnya ember tersebut .

“ Siap……”

“ Ya ampun….berat sekali ! “, keluh Changmin . Joong Soo dibelakangnya meringis .

“ Ya, memang berat ! Tapi demi untuk membela negara ini, aku rasa tidak terlalu jadi masalah “ . Changmin terdiam mendengarnya .

“ MULAI !! “

Changmin berlari tergopoh-gopoh . Melihat orang lain satu persatu mulai menyusulnya, ia setengah mati berlari . Semua penderitaan ini….

Mengingatkannya pada satu masa tergelap di hidupnya…

Yaitu masa…

TRAINING DI SM ENTERTAINMENT !!!!

TIDAAAKKK !!!

________________________________________________________________________

Baru kali ini, dari seumur hidupnya, Changmin merasa dia adalah seorang pecundang . Pecundang yang memalukan . Latihan otot membawa ember, latihan ketepatan dengan memanah kelinci, latihan keseimbangan berdiri di sebatang bambu, latihan menembak, latihan kesabaran dengan menangkap belalang, dan berbagai latihan yang melelahkan, menyusahkan, merepotkan, dan siksaan-siksaan lainnya . Sungguh Changmin ingin pulang . Tapi semua ini terlalu nyata . Ini dimana . Kenapa ia bisa ada disini . Apakah memori tentang ia menjadi bagian dari boysband terkenal TVXQ itu hanya khayalan ?

Sejujurnya, dirinya menjadi artis yang terkenal nyaris sampai keseluruh dunia, memang lebih seperti mimpi daripada kenyataan ia menjadi bagian dari sebuah angkatan perang .

“ Hei “, sapa seseorang dibelakangnya . Changmin menoleh . Komandan divisi 10 angkatan bersenjata kerajaan dinasti Joseon, Ryu Minhyeon berdiri dibelakangnya sambil menggenggam sebuah cawan air kecil .

“ Ah…..komandan Ryu Minhyeon…”

Minhyeon tertawa . “ Disini jarang ada yang masih memanggilku dengan nama itu . Panggil saja aku Minhyeon “

“ Baik, komandan….ah, Minhyeon-ssi..”

“ Mau apel ? “

Changmin menatap apel di telapak tangan Minhyeon . Ia tersenyum . “ Tidak . Terimakasih “

Minhyeon tersenyum melihat sikap Changmin yang terlihat gelisah dan kaku . Seperti seorang tawanan perang diajak bicara .

“ Katanya, kau jadi yang paling bawah peringkatnya di banyak pelatihan, ya ? “, tanya Minhyeon sambil menggigit apelnya .

Oh, pantas saja di menyapa seorang Shim Changmin . ternyata alasannya memang “ceramah” .

Seakan bisa membaca pikiran, Minhyeon melanjutkan perkataannya .

“ Jangan pikir aku kesini untuk menceramahimu . Ini memang tempat favouriteku . Kebetulan saja kau ada di sini . Memangnya salah mengajak orang yang dikenal mengobrol ? “, kata Minhyeon . Duduk menekuk lututnya sambil kembali mengigit apel .

“ Ah, itu apel darimana ? “, tanya Changmin . Setahu dia, disini tidak nampak pohon apel atau semacamnya . Dan Changmin juga tidak melihat ada apel yang disediakan sebagai bahan makanan prajurit .

“ Ini ? Aku dapat dari teman . Mau ? “

Lagi-lagi Changmin hanya menggeleng .

“ Aaahhh…aku rindu teman-teman dan keluargaku . Perang ini menyebalkan…”, kata Minhyeon . Ia menoleh pada Changmin .

“ Kau rindu teman-temanmu dan keluargamu juga ? “, tanyanya . Changmin mengangguk .

“ Ya . Sangat . Yoochun-hyung, Jaejoong-hyung, Yunh-hyung, bahkan Junsu-hyung juga . Hehehe….sebenarnya Junsu-hyung sih yang paling aku rindukan…”

“ Mereka ada dimana ? “, tanya Minhyeon . Changmin mengendikkan bahu . Mereka berdua terdiam .

“ Ah, bahuku pegal “, kata Minhyeon, memecah kesunyian . “ Aku mau berlatih . Mau temani aku ? “ .

Changmin mengangguk pelan .

“ Bagus “, kemudian Minhyeon mengambil dua bilah pedang bersarung .

“ Ini “, sodor Minhyeon . Changmin hanya melihatnya dengan heran . Seumur hidup, Changmin hanya pernah sekali bermain pedang . Itupun pedang kendo saat ia iseng memainkannya di Jepang .

Tiba-tiba Minhyeon merangsek maju, menyerang Changmin ketika Changmin mengeluarkan pedang tajam tersebut dari sarungnya .

“ HWAAA !! “

Changmin terjatuh begitu saja ke tanah . Minhyeon terkikik .

“ Kau payah “

“ Aku tahu “

“ Aku akan mengajarimu “

“ Hee ?? “

Minhyeon mengambil posisi kuda-kuda . “ Ikuti aku ! “, katanya . Changmin membentuk posisi kuda-kuda seperti Minhyeon .

Minhyeon mendorong Changmin dari sisi kanan dengan keras . Menyebabkan Changmin kehilangan keseimbangan .

“ Kuda-kudamu payah . Kau harusnya menaruh seluruh berat badanmu di kaki . Sesaat sebelum maju, kau harus membuat tumpuan di kaki kiri, di belakang “

Changmin mengikutinya . Tapi ia masih agak canggung .

“ Bukan . Bukan begitu . Kamu harus menurunkan bahumu ! Nah, begitu “

Ajaib, Changmin merasa dirinya menjadi lebih kuat dan seimbang . Hanya dengan mengubah kuda-kuda .

“ Bagus ! Lalu sekarang pakai pedang . Ayunkan pelan untuk awalnya . Lalu dengan sekuat tenaga, dorong, gerakan maju, kepinggir, lalu putar . Ayo coba ! “

Changmin mencba mengikuti instruksinya, tapi pedang itu terlalu berat . Sehingga pedang it uterus saja terlepas dari genggaman Changmin .

“ Aduh, bukan begitu…..sini aku contohkan “

Minhyeon membuat gerakan indah, tapi terlihat mengerikan . Seakan udara disekelilingya berubah bentuk menjadi seseorang, lalu ditebas begitu cepat sampai mati . Aura disekelilingnya membuat Changmin sulit mengambil napas lega .

“ Begitu . Ayo, kau coba ! “

“ Hiaaatt !! “, Changmin menirukan gaya berpedang Minhyeon, tapi lebih terlihat seperti menggunakan raket nyamuk .

“ Ckckckck..coba sekali lagi !! “

________________________________________________________________________

Hari sudah sangat sore ketika latihan pedang selesai . Minhyeon berbaring di atas rumput hijau yang bermandikan cahaya matahari senja . Wajahnya penuh keringat . Dadanya naik turun seiringan dengan saat wanita itu bernapas . Entah kenapa, Changmin melihat Minhyeon begitu cantik .

“ Hei, Changmin . Kau ini umur berapa ? “, tanya Minhyeon .

“ 20 “

“ Eh ? Kau seumur denganku dong ! “

“ Tidak . Aku akan menjadi lelaki berumur 21 beberapa hari lagi, kok ! “

“ Oh iya ? “

Changmin mengangguk senang . Seharusnya ia akan bisa merayakan ulang tahunnya bersama dengan semua member TVXQ yang lain . Dengan para stafnya, manajernya, keluarganya, bahkan para fansnya . Tapi kini ia terjebak di zaman –entah tahun berapa- dinasti Joseon . Mnjadi seseorang yang kapanpun bisa mati di medan perang .

“ Matahari tenggelam…indah, ya ? “, kata Minhyeon . Changmin menatap kearah mata Minhyeon menatap .

“ Ya,….Indah “

“ Ah, kenapa sih kita harus tumbuh, menjadi dewasa dan menikah ? “

“ Memang ada apa dengan menikah ? “

Minhyeon tertawa . “ Kau aneh . Kenapa bertanya tentang menikah ? “ . Minhyeon terdiam sejenak .

“ Yah, setelah perang ini usai, aku juga mau menikah sih “

“ Eh ? “

Minhyeon kembali tertawa . “ Sepertinya semua prajurit sudah tahu gossip ini deh . Kamu tidak tahu ? “ . Changmin menggeleng .

Minhyeon menghela napas . “ Jenderal Young Saeng . Kau pasti tahulah… Keluargaku, klan Ryu, sudah menjodohkan putrinya dengan putra klan Heo . Yah, wanita beruntung itu adalah aku…”

Changmin terdiam . Ada sebersit rasa tidak suka di hatinya .

“ Kau mencintainya ? “, tanya Changmin . Matanya masih menatap matahari tenggelam . Sebenarnya juga karena ia tidak berani menatap mata Minhyeon .

“ Pertanyaan macam apa itu ? Tentu saja aku mencintainya . Aku sangat mencintainya “

Minhyeong kembali menatap matahari tenggelam .

“ Tentu . Aku memang mencintainya “

________________________________________________________________________

“ KOMANDAANNN !!! “, teriak seorang lelaki setengah baya . Tergopoh-gopoh berlari memasuki area perkemahan prajurit .

“ Ada apa ImYeong ? “, tanya Minhyeon gusar disela-sela latihan ketepatan para prajurit .

“ Su…surat ! Surat dari kemiliteran pusat…..! “

Cepat, para petinggi militer yang ada disana membaca surat tersebut .

“ Sial ! “, kata lelaki tinggi besar berkumis . “ Mereka berhasil menyergap markas di Incheon dan Jeongju “

Lelaki yang berkulit sedikit hitam menjatuhkan diri, duduk di sebatang kayu besar yang digunakan sebagai tempat duduk . “ Raja Gojong dan permaisuri Min dalam bahaya . Haruskah kita menurunkan pasukan 13 sekarang ? “

Minhyeon menggeleng lemas . “ Yag pasti kita harus bersiap dari sekarang . Aku yakin perintah untuk bertempur akan datang tak lama lagi “

Seorang lelaki tinggi, berkulit putih, dengan codet di wajahnya merangkul Minhyeon di pundak kanannya .

“ Pasukanmu harus cepat-cepat kau siapkan . Ini akan menjadi pertempuran pertama bagi mereka “

Minhyeon mengangguk . “ Terimakasih Youngsaeng…”

________________________________________________________________________

“ Hei Joong Soo, yang merangkul komandan itu yang namanya Youngsaeng ya ? “, tanya Changmin . Joong Soo mengangguk .

“ Ya, calon suami Komandan Minhyeon . Kalau bukan dengannya, aku tak akan rela komandan menikah . Jenderal sangat pintar, kuat, berani, dan ia juga tampan . Katanya, luka diwajahnya itu didapatnya ketika ia bertempur melawan tentara Jepang di kepulauan Ganhwa . Katanya, orang tua komandan Minhyeon juga meninggal saat perang melawan kapal perang Unyo disini . Ckckckck…..hidup itu memang tidak adil..”

“Hmm….”

Memang mereka terlihat seperti sepasang kekasih yang serasi . Sama-sama berwajah menarik, pintar, berani, dan kuat . Juga rela mengorbankan nyawa demi negara . Pasangan yang hebat . Terlalu hebat .

“ Semuanya, kalian boleh mengakhiri latihan kalian sekarang . Sekian “, kata seorang lelaki bertubuh besar .

“ Baik “

Danseperti hari-hari yang lainnya, Changmin mendapati dirinya sedang merebahkan diri di atas rumput hijau yang empuk . Menikmati cahaya matahari yang panas menyentuh kulitnya .

“ Sudah kuduga, kau pasti ada disini “, sapa suara familiar dari belakang Changmin . Minhyeon .

“ Ah, Minhyeon-ssi “

“ Kau mau menemaniku berlatih ? “

Changmin mengangguk . Minhyeon tersenyum .

Changmin berhadapan dengan Minhyeon . Dengan sebilah pedang yang semakin hari, semakin normal rasanya di genggam oleh tangannya . Suara yang ditimbulkan saat kedua pedangn bertemu, bergesekkan . Suara erangan, ketika pedang membentur pelindung tubuhnya, suarangan engahan dari napas yang terputus-putus karena kelelahan . Semuanya sudah begitu akrab di telinga . Tanpa sadar, Changmin jadi menyukai semua yang ada di sini .

Pemandangan yang menakjubkan, yang sudah jarang terlihat di Seoul-nya di masa “normal” . Kebersamaan antar prajurit yang sudah seperti saudara . Latihan-latihan yang semakin hari semakin bisa ia nikmati . Dan juga kebersamaannya dangan Minhyeon setiap sore, yang semakin lama semakin ia nikmati . Dan mungkin juga sebenarnya Changmin memang menyukainya . Menyukai kebersamaan mereka, dan menyukai orang yang bersamamnya . Tapi itu normal, kan ? Justru ia sudah tidak normal bila tidak menyukai gadis cantik yang nyaris tiap hari menghabiskan waktu bersama dirinya .

PRAAANG !!

Changmin shock . Untuk pertama kalinya, ia dapat mengalahkan gadis di hadapannya . Menjatuhkan pedang dari genggamannya yang benar-benar kuat . Untuk pertama kalinya, ia mangalahkan gais itu .

“ Akhirnya kau kalah ! Hahahahaha ! “

“ Ini hanya ketidak sengajaan, Changmin “

“ Tapi itu berarti kau lengah ! “

“ Oh, apapun katamu, deh….”, kata Minhyeon sambil memutar bola matanya kesal . tapi tak lama, ia tersenyum .

“ Selamat ya, kalau begitu . Kau memang hebat “

Dan Changmin tidak bisa mnyembunyikan senyumnya yang begitu lebar .

________________________________________________________________________

“ Minhyeon-ah…”, sapa seorang lelaki, masuk ke tendanya .

“ Youngsaeng-ah, ada apa ? “

“ Panggilan “

Minhyeon bangkit dari duduknya . “ Apa ?! Semua ?! “

Youngsaeng menggeleng lemas . “ Tidak . Hanya sebagian . Hanya pasukan 11, pasukanku “

“ Youngsaeng-ah…..”, kata Minhyeon . Air mata mengalir di pelupuk matanya . “ Egoiskah aku kalau aku menginginkanmu jangan pergi ? “

Youngsaeng tersenyum, lalu memeluk tubuh Minhyeon . Minhyeon membalas pelukan Youngsaeng sambil menangis tanpa suara .

Pintu tenda tersingkap sedikit . Changmin . Ia melihat Youngsaeng dan Minhyeon berpelukan .

“ Ma…maaf…. Aku hanya ingin mengembalikan pedang saja . Mianhaeyo….Jeongmal mianhaeyo…..”

Cepat-cepat Changmin meninggalkan tenda tersebut . Dadanya terasa panas, entah kenapa . Rasanya kesal . Kesal sekali . Changmin cepat-cepat masuk ke dalam tendanya, lalu menarik selimutnya sampai menutupi kepala . Joong Soo yang teman setendanya, hanya menatap Changmin heran .

Sementara itu, Minhyeon merasakan rasa tidak enak . Rasanya ia benci sekaligus sedih mengetahui, Changmin, melihatnya berpelukan dengan lelaki . Walaupun lelaki itu adalah calon suaminya kelak .

“ Ada apa, Minhyeon ? “

“ Tidak apa-apa . Aku hanya khawatir akan dirimu . Berjanjilah akan kembali, Saenggie…”

________________________________________________________________________

Hari yang paling menentukan dalam hidup seorang Shim Changmin . Bukan saat ia menggelar konser debut pertamanya . Bukan juga saat TVXQ menjadi kandidat untuk mendapatkan penghargaan . Bukan saat mereka menggelar konser di Jepang pertama kali . Atau saat ia dan teman-temannya mengeluarkan album mereka .

Tapi sekarang .

Karena yang dipertaruhkan adalah nyawanya sendiri

Lebih dari itu, nyawa wanita yang disayanginya .

Beberapa hari ini, Changmin baru menyadari perasaannya . Ia bahkan sudah terlalu lelah untuk selalu memungkirinya . Ia menyukai Komandan Pasukannya sendiri . Lebih dari itu, ia menyayanginya . Atau malah mencintainya .

Dan yang lebih kacau lagi, Komandannya ini sudah memiliki calon suami .

Memang dasar nasib

Menyedihkan

“ Kalian semua, hari ini adalah hari penetuan kalian . Apakah kalian bisa bertahan sampai akhir nanti, atau begitu sampai langsung mati . Tidak ada yang tahu . yang pasti, lakukan yang benar-benar terbaik ”

“ Untuk Raja dan Ratu ! “, teriak seorang lelaki . Disambut dengan teiakan balasan dari para prajurit .

“ Hidup !! “

“ Hidup Raja Gojong ! “

“ Hidup !! “

“ Hidup Permaisuri Myeongseong ! “

“ Hidup ! “

“ Yang bertempur memang hanya pasukan 11, tapi kita, pasukan 13, akan bertugas menjaga keamanan tempat pelarian Raja dan Permaisuri . Mengerti ? “, bisik Minhyeon pada kumpulan pasukan 13, tempat dimana Changmin berada .

“ Tapi jangan lupa, persiapkan diri kalian, karena bukan tidak ada kemungkinan kalian akan ditarik ke medan perang . Mengerti ? “

“ Mengerti komandan ! “

________________________________________________________________________

“ Shim Changmin, kamu jaga di halaman ! “

“ Baik ! “

Tak berapa lama, Changmin melihat sesosok wanita cantik, dengan anaknya yang msih kecil .

“ Ah, kau prajurit dari pasukan 13, ya ? “, tanya wanita cantik tersebut . Changmin mengangguk .

“ Perkenalkan, saya Min Myeongseong “

“ Ah, maafkan saya baginda Permaisuri “, kata Changmin sambil membungkukkan badan . Sedikit banyak, ia sudah mengerti tata sopan santun yang berlaku pada masa ini .

“ Bangunlah . Saya saat ini satu derajat dengan kalian . Saya hanya wanita biasa yang tidak memiliki kedudukan apa-apa “

“ Tapi baginda…”

“ Bangunlah “

“ Ah, baiklah . terimakasih baginda “

Permaisuri Myeongseong benar-benar cantik . Changmin tidak habis pikir, kenapa raja Gojong bisa sampai menelantarkan dan membiarkan wanita secantik dan sepandai Permaisuri Myeongseong . Setidaknya ia cukup bersyukur, ia bisa melihat rupa asli sang permaisuri .

“ Kalau begitu, saya permisi menjaga kembali “

“ Oh iya . Terimakasih “

Changmin bertugas dengan baik, sampai hari menjelang senja . Pemandangan disini sungguh indah . Tapi sayang, tak jauh dari sana, berbelas-belas orang tengah memperjuangkan hidupnya . Bahkan mungkin ada yang sudah mati . Kehidupan ini begitu sebentar, tapi kenapa begitu mudah disia-siakan ?

“ Shim Chngmin…kau mau minum ? ‘, tawar seorang wanita . Minhyeon . Changmin tersenyum, lalu mengambil sebuah cawan minum dari tangan Minhyeon .

“ Changmin . Aku mau katakan sesuatu . Tapi tolong, jangan ada perubahan sikap apapun terhadapku ya “

Changmin heran, tapi ia hanya mengangguk .

“ Aku adalah wanita yang jahat “, kata Minhyeon . Membuat Changmin semakin bingung .

“ Aku adalah wanita jahat, karena sepertinya aku…aku jatuh cinta, pada orang lain…disaat calon suamiku bertempur sekuat tenaga . mempertaruhkan nyawa untuk negara . Dan untuk orang-orang yang dicintainya . Untukku “

Changmin terdiam . Terlebih ketika ia melihat sekelebat lapisan bening di mata Minhyeon . Air mata .

“ Sudah….aku harus bertugas lagi “, lalu Minhyeon pergi meninggalkan Changmin yang diam terpaku .

“ Prajurit Pasuka 13 ! “, panggil seorang lelaki dari kejauhan . Changmin datang menghampirirnya dengan sedikit tergesa-gesa .

“ Ah, Gwang yeon ? Ada apa ? “, tanya Changmin begitu mengenali sosok yang berlari menghampirinya .

“ Syukurlah itu kau, Changmin “, kata GwangYeon . “ Pasukan kita berhasil ! Berhasil ! “

“ Mwo ? Benarkah itu ? “

“ Ya, tapi ada masalah lain ! “

“ Eh ? Apa ? “

“ Jenderal….Jenderal Youngsaeng “

“ Kenapa Jenderal Youngsaeng ? “

“ Ia… ia membunuh orang Jepang ! “

“ Ada orang Jepang ? “

“ Ya, dan sekarang kemiliteran pusat membawanya ke Istana untuk diadili ! “

“ MWO ?! “

________________________________________________________________________
TBC...........................

Senin, 15 Maret 2010

Nama asli:
Kwon Ji Yong (권지용)
Nama popular:
G-Dragon
Tanggal lahir:
18 Agustus 1988
Asal:
Korea Selatan
Genre:
k-pop, k-hiphop
Pendidikan:
Seoul Korean Traditional Arts Middle & High School
Penampilan pertama:
DaeHanMinGook Hip Hop Flex 2001
Posisi:
Pemimpin, rapper, penulis lirik, pencipta lagu
Labels:
YG Entertainment
Hobbi:
fashion
Award:
G-dragon mendapatkan award style kategori ke-3.yang meliputi 8 kategori eksklusif yang diakui sebagai orang yang paling berpengaruh.acara ini diselenggarakan pda tanggal 9 desember di Grand Hyatt Seoul.

더 보기 http://luv-bigbang.blogspot.com/2009/09/profile-g-dragon.html#ixzz0iEbCv2u2
Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial Share Alike

make love be happy

Na-ege seodo na-ege seodo ganjeolhaejin maminde
Eotteokharago eotteokharago haeyo
Neomu adeukhan neomu adeukhan sarang inde
Jeoldae pogi mothaneun shimjangi geudae ingeo jyo

Yeogiseo isseo neoui useum chaja ulkkeoya
Nimam apeugehan nunmureun yeogi naega da jaba dultenikka
Tumyeonghan ni sarangeul jeoldae ijji mothal gireum mandeuro
Bandeushi uri sarangeul dashi chajeultenikka

Niga eopshido niga epseodo jal haenael su isseulkka
Kkumeul kku-eodo hangsang duri yeottneunde
Neoreul dalma-on neoreul dalma-on shigandeureul
Jeoldae pogi mothaneun miryeonhan shimjangingeojyo

Yeogiseo isseo neoui useum chaja ulkkeoya
Nimam apeugehan nunmureun yeogi naega da jaba dultenikka
Tumyeonghan ni sarangeul jeoldae ijji mothal gireum mandeuro
Bandeushi uri sarangeul dashi chajeultenikka

Teongbin sarange gaseum ta-oreuneun seulpeumdo
Neoreul maeumeseo mireonaegi-en bujokhan nareul jaranikka
Heureuneun geu nunmure nameun gi-eok majeo jamkil ttakkaji
Bandeushi naui sarangeun neoreul chajeultenikka